Adat Mandi Tolak Balak (BEPAPAI) Pada Calon Pengantin Suku Banjar Kuala Tungkal

Authors

  • Miranti Anggraini Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
  • Zudan Rosyidi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

DOI:

https://doi.org/10.37985/jer.v6i4.2062

Keywords:

Tradisi Bepapai, Tolak Bala, Calon Pengantin

Abstract

Ritual bapapai merupakan mandi kembang untuk pengantin yang dilaksanakan setelah akad nikah dan biasanya pada waktu malam hari sebelum perayaan atau resepsi pernikahan. Kata papai dalam bahasa Indonesia berarti percik. Dalam praktiknya, bapapai seperti memercik-mercikkan air menggunakan mayang pinang kepada pengantin yang sedang dimandikan. Hasil menunjukkan Adat pernikahan Indonesia menunjukkan berbagai variasi, dengan masing-masing kelompok etnis memiliki tradisi yang berbeda. Upacara pernikahan berbeda secara signifikan antara bangsa, etnis, agama, budaya, dan kelas sosial.  Kebiasaan dan peraturan tertentu sering dikaitkan dengan hukum agama tertentu. Dikalangan pada Suku Banjar Kuala Tungkal Provinsi Jambi yang dinamakan mengawinkan (bekawinan) itu adalah kegiatan aruhan (walimah atau pesta) dalam rangka perkawinan seseorang, pada waktu kedua mempelai disandingkan (betataian). Ritual mandi-mandi pengantin bisa dilakukankan serentak oleh kedua calon pengantin atau dirumahnya masing-masing. Jika calon pengantin belum dinikahkan, maka upacara mandi dilakukan secara terpisah dan apabila sudah menikah dimandikan bersama-sama. Kesimpulan upacara mandi pengantin (Bepapai) pada masyarakat Suku Banjar di Kuala-Tungkal, Jambi, merupakan ritual yang memiliki makna mendalam baik secara spiritual, sosial, maupun pendidikan. Ritual ini dilaksanakan setelah akad nikah dengan tujuan untuk membersihkan pengantin dari bala atau musibah, serta untuk memastikan kelancaran pernikahan yang akan datang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Assya’bani, R., Nurhaliza, & Pahriana. (2024). Persepsi masyarakat tentang tradisi Mandi pengantin di desa Tapus kecamatan amuntai tengah Kabupaten hulu sungai utara. SERUMPUN : Journal of Education, Politic, and Social Humaniora, 2(1), 1–7.

Daily, A. (2018). Kekerabatan Dan Interaksi Simbolik Bidan Kampung Dengan Urang Halus Dalam Masyarakat Banjar. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 12(2), 227.

Daud, A. (1997). Islam & Masyarakat Banjar: Diskripsi Dan Analisa Kebudayaan Banjar. RajaGrafindo Persada.

Dhavamony, M. (1973). Phenomenology of Religion. Roma: Gregorian University Press, 1973. “Ekspresi Simbolik Seloko Adat Jambi. Gregorian University Press.

Fitrisia, A. (2014). Upacara ‘Tolak Bala’ Refleksi Kearifan Lokal Masyarakat Nelayan Kenagarian Painan Kabupaten Pesisir Selatan Propinsi Sumatera Barat Terhadap Laut. Humanus, 13(1), 51. https://doi.org/10.24036/jh.v13i1.4097

Jha, A. (2023). Qualitative and Quantitative Research Design. In Social Research Methodology (pp. 161–200). https://doi.org/10.4324/9781032624860-9

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu Antropologi. Rineka Cipta.

Lenaini, I. (2021). Teknik Pengambilan Sampel Purposive Dan Snowball Sampling. HISTORIS: Jurnal Kajian, Penelitian & Pengembangan Pendidikan Sejarah, 6(1), 33–39.

Nur, N., & Jailani, M. S. (2020). Tradisi Ritual Bepapai Suku Banjar: Mandi Tolak Bala Calon Pengantin Suku Banjar Kuala-Tungkal Provinsi Jambi, Indonesia. Khazanah: Jurnal Studi Islam Dan Humaniora, 18(2), 287. https://doi.org/10.18592/khazanah.v18i2.3920

Ricœur, Paul, and E. B. (1969). The Symbolism of Evil. 1st Beacon Paperback. Beacon Press.

Ridho, M. R. (2025). Analisis hukum tentang bemamandi atau badudus pengantin dalam tradisi adat banjar. Indonesian Journal of Islamic Jurisprudence,Economic and Legal Theory, 3(1), 484–489.

Turner, V. (2017). Ritual Process: Structure and Anti-Structure. Place of publication not identified. Routledge.

Ulfah, M., Herlina, S., & Munajah, M. (2023). Tinjauan Yuridis Tradisi Adat Mandi Pengantin (Bapapai) Adat Dayak Bakumpai Di Bandar Karya Kecamatan Tabukan Marabahan Dalam Persfektif Hukum Adat. Al-Adl : Jurnal Hukum, 15(2), 307. https://doi.org/10.31602/al-adl.v15i2.8853

Veryawan, Tursina, A., Mahriza, R., & Safira. (2024). Tradisi Bepapai Pada Suku Banjar : Upaya Pelestariannya Masyarakat Suku Banjar Desa Sungai Ular Kecamatan Secanggang merupakan bagian tak terpisahkan dari penduduk Indonesia . Kehidupan sosial dan keagamaannya berkembang tersendiri , melainkan menjadi ran. Jurnal Raudhah, 12(1), 14–23.

Downloads

Published

2025-07-28

How to Cite

Anggraini, M., & Rosyidi, Z. (2025). Adat Mandi Tolak Balak (BEPAPAI) Pada Calon Pengantin Suku Banjar Kuala Tungkal. Journal of Education Research, 6(4), 784–790. https://doi.org/10.37985/jer.v6i4.2062

Issue

Section

Articles

Categories